Kamis, 29 Maret 2012

Perilaku Antar Kelompok Dan Manajemen Konflik

Perilaku Antar Kelompok Dan Manajemen Konflik


Berikut ini akan dijelaskan yang menyangkut tentang konflik diantaranya:
a. Dampak Konflik
b. Sumber Konflik
c. Konsekuensi Konflik
d. Pengelompokan Konflik

I. Dampak Konflik
Konflik dapat berdampak positif dan juga negatif yang rincianya adalah sebagai berikut:
Dampak Positif Konflik, bila upaya penaganan dan pengelolaan konflik karyawan dilakukan secara efisien dan efektif maka dampak positif akan muncul melalui perolaku yang dinampakan oleh kartawan sebagai sumber daya manusia potensial dengan berbagai akibat seperti:                                                       
 1. Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dalam menggunakan waktu bekerja, seperti hampir tidak pernah ada karyawan yang absen tanpa alasan yang jelas, masuk dan pulang kerja tepat pada waktunya, pada waktu jam kerja setiap karyawan menggunakan waktu secara efektif, hasil kerja meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya.
 2.Meningkatkan hubungan kerjasama yang produktif. hali ini terlihat dari cara pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai denagn analisis pekerjaan masing-masing.
 3.Meningkatnya motivasi kerja untuk melakukan kompetisi secara sehat antar pribadi maupun antara kelompok dalam organisasi, seperti terlihat dalam upaya penungkatan prestasi kerja, tanggung jawab, dedikasi, loyalitas, kejujuran, inisiatif, dan kreativitas.
4.Semakin berkurangnya tekanan-tekanan, intrik-intrik yang dapat membuat stress bahkan produktivitas kerja semaikn meningkat.Hal ini karena karyawan memperoleh perasaan-perasaan aman, kepercayaan diri, penghargaan dalam keberhasilan kerjanya atau bahkan bisa mengembangkan karier dan potensi dirinya secara optimal.
5.Banyaknya karyawan yang mengembangkan kariernya sesuai dengan potensi melalui pelayanan pendidikan, pelatihan, dan konseling.semua ini bisa menjadikan tujuan organisasi tercapai dan produktivitas kerja menungkat akhirnya kesejahteraan karyawan terjamin.
Dampak Negatif Konflik, dampak ini sesungguhnya disebabkan oleh kurang efektif dalam pengelolaanya yaitu ada kecendrungan untuk membiarkan konflik tumbuh subur dan menghindari terjadinya konflik.akibatnya muncul keadaan-keadaan sebagai berikut ini:
1. Meningkatkan jumlah absensi karyawan dan seringnya karyawan mangkir pada waktu jam-jam kerja berlangsung seperti misalnya ngobrol berjam-jam sambil mendengarkan radio, berjalan mondar-mandir menibukan diri, tidur selama pimpinan tidak ada ditempat, pulang lebih awal atau datang terlambat dengan berbagai alasan yang tidak jelas.

2. Banyak karyawan yang mengeluh karena sikap atau perilaku teman kerjanya yang dirasakan kurang adil dalam membagi tugas dan tanggung jawab.
3. Banyak kartawan yang sakt-sakitan, sulit untuk konsentrasi dalam pekerjaanya, muncul perasaan-perasaan kurang aman, merasa tidak dihargai hasil pekerjaanya, timbul stres yang berkepanjangan yang bisa berakibat sakit tekanan darah tinggi, maag ataupun yang lainya.
4. Seringnya karyawan melakukan mekanisme pertahanan diri bila memperoleh teguran dari atasan, misalnya mengadakan sabotase terhadap jalanya produksi degan cara merusak mesin atau peralatan kerja dan membuat intrik-intrik yang merugikan orang lain.

II. Sumber Konflik

Konflik biasanya muncul berasal dari satu atau beberapa sumber dibawah ini.
1. Konflik menyangkut informasi
Pada banyak kejadian, pihak-pihak yang berkonflik tidak memiliki informasi yang cukup, atau bahkan tidakm memiliki informasi yang sama tentang suatu situasi.mengumpulkan dan mengklarifikasikan fakta-fakta yang diperlukan dapat menolong meredakan ketegangan yang terjadi.dalam situasi berbeda, pihak-pihak yang bertikai menafsirkan informasi dengan cara yang berlainan atau memberikan bobot kepentingan yang berbeda terhadap informasi yang sama.diskusi yang terbuka dan masukan dari pihak yang dapat dipercaya akan membantu dalam menilai relevansi dari informasi yang tersedia.
2. Konflik menyangkut sumberdaya
Konflik menyangkut berbagai sumberdaya seperti tanah, uang atau benda lain biasanya mudah diidentifikasikan dan sering diselesaikan lewat jalan tawar-menawar/negosiasi.namun, kadang-kadang walaupun dipermukaan pihak-pihak yang berkonflik seolah saling memepertikaian sumberdaya tertentu, tetapi sesungguhnya konflik itu menyangkut suatu perkara lain, mungkin tentan relasi atau kebutuhan psikologis salah satu atau kedua belah pihak.
3. Konflik tentang relasi
Dalam hubungan keluarga, kemitraan bisnis atau organisasi kemasyarakatan, oarng sering berselisih pendapat tentang berbagai perkara, tetapi kadang-kadang saling ketergantunngan yang tercipta oleh relasi mereka iti melahirkan dimensi destruktif pada aneka perbedaan yang terjadi yang semestinya mudah diselesaiakan.Berbagai kejadian dimasa lampau atau kesan dan prasangka yang sudah terbentuk selama bertahun-tahun dapat membuat orang menjadi sangat kaku atau tidak mau mencoba menempuh solusi yang sangat jelas yang berkaitan dengan tujuan, peranan. tanggung jawab, dan perbedaan pandangan yang ada.
4. Konflik menyangkut kepentingan atau kebutuhan
Aneka kebutuhan manusiawi yang penting dan kuat sperti kebutuhan akan jati diri, harga diri, atau partisipasi seringkali menjadi inti konflik yang dipermukaan terkesan seperti persainagn menyangkut benda-benda mater belaka.kesempatan yang konstruktif bagi kelompok masyarakat untuk mengungkapkan aneka kebutuhan mereka dan merasakan bahwa dri mereka telah didengarkan seringkali amat menentukan dalam mengatasi jenis-jenis kebutuhan ini.pemecahan jangka panjang terhadap suatu konflik yang berkisar pada sumber daya seringkali ditentukan baik oleh pengusaha aneka kepentingan atau kebutuhan orang-orang yang terlibat maupun oleh pembagian berbagai sumberdaya tersebut secara adil.
5. Konflik menyangkut struktur
Struktur kemasyarakatan dan organisasi menetukan siapa yang memiliki akses pada kekuasaan atau sumberdaya, siapa yang wajib memberi hormat kepada siapa, dan siapa yang memiliki wewenang untuk membuat berbagai keputusan.konflik menyangkut atau didalam struktur seringkali melibatkan persoalan tentang keadilan dan tujuan-tujuan yang saling tidak sejalan.konflik-konflik semacam itu seringkali menuntut usaha bertahun-tahun untuk menghasilkan perubahan yang konstruktif.
6. Konflik menyangkut nilai-nilai hidup
Berbagai nilai hidup dan keyakinan dibentuk oleh pengalaman hidup dan iman kepercayaan.karena ancaman terhadap nilai hidup seseorang seringkali dipandang sebagai ancaman terhadap jatidirinya, maka konflik-konflik menyangkut nilai-nilai hidup biasanya paling sulit dipecahkan.kebanyakan orang bereaksi secara defensif terhadap ancaman semacam ini dan menolak untuk bernegosiasi, mengira bahwa pemecahan konflik tersebut menuntut mereka untuk mengubah nilai-nilai hidup.

III.Konsekuensi Konflik
Konsekuensi biasanya adalah hasil-hasil dari sebuah konflik itu sendiri,antara lain:
a. Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
b. Keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.
c. Perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dll.
d. Kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
e. Dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
Para pakar teori telah mengklaim bahwa pihak-pihak yang berkonflik dapat menghasilkan respon terhadap konflik menutut sebuah skema dua dimensi, yaitu pengertian terhadap hasil tujuan kita dan pengertian terhadap hasil tujuan pihak lainya.skema ini menghasilkan hipotesa sebagai berikut:
1. Pengertian yang tinggi untuk hasil kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk mencari jalan keluar yang terbaik.
2. Pengertian yang tinggi untuk hasil kita sendiri hanya akan menghasilkan percobaan untuk memenangkan konflik
3. Pengertian yang tinggi untuk hasil pihak lain hanya akan mengahasilkan percobaan yang memeberikan kemenangan konflik bagi pihak tersebut.
4.  Tiada pengertian untuk keduabelah pihak akan menghasilkan percobaan untuk menghindari konflik.

IV.Pengelompokan Konflik
Konflik yang terjadi pada manusia berbagai macam ragamnya, bentuknya dan jenisnya.
jenis konflik dipandang dari jenis materinya adalah:
1. Konflik tujuan, terjadi jika ada dua tujuan atau yang kompetitif bahkan yang kontradiktif.
2. Konflik peranan, terjadi karena manusia memiliki lebih dari satu peranan dan tiap peranan tidak memiliki kepentingan yang sama.
3. Konflik nilai, dapat muncul karena pada dasarnya nilai yang dimiliki setiap individu dalam organisasi tidak sama, sehingga konflik dapat terjadi antar individu, ondividu dengan kelompok, kelompok dengan organisasi.
4. Konflik kebijakan, dapat terjadi karena ada ketidaksetujuan individu atau kelompok terhadap pervedaan kebijakan yang dikemukakan oleh satu pihak dan kebijakan lainya.
Konflik berdasarkan tingkatanya adalah:
1. Konflik intrapersonal
2. Konflik interpersonal
3. Konflik intergroup.
4. Konflik intraorganisasi.
5. Konflik intragroup.
6. Konflik interorganisasi.
Konflik Menurut Dahrendorf adalah:
1. Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi) , misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi.
2. Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, amtar gank).
3. Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan masa).
4. Konflik antar satuan nasional (perang saudara).

Contoh sebuah konflik:
"Konflik antara masyarakat yang kerap trjadi dikabupaten Mimika, seringkali disebut sebagai perang suku".
Selama ini intensitas konflik di Timika makin tinggi.setiap kali terjadi konflik maka aparat keamanan langsung terjun mengamankanya.Timika sering diplesetkan tiap minggu kacau.bukan timika jika tidak ada kekecauan dan konflik, bentrok ataupun kerusuhan masih segar dalam ingatan kita bahwa di Timika selalu terjadi konflik antar suku.Konflik antar PT.freeport indonesia ( PT FI) dengan warga setempat juga turut mewarnai didaerah tersebut.sebagai contoh kerusuhan yang terjadi tahun 1996 kerusuhan yang telah menelan korban jiwa pada masyrakat sipil dan korban materil yang tidak terhitung jumlahnya. saat itu, pihak perusahaan menggunakan jasa keamanan untuk menembaki, memperkosa, meneror dan mengancam warga papua.
Konflik di Timika papua akhirnya menghasilakan pemberian dana 1 persen dari pendapatan bersih PT FI pertahun untuk masyarakat amungme dan kamoro.walaupun dana 1 persen itu lebih banyak digunakan untuk kepentingan PT FI itu sendiri.
Konflik berikutnya adalah antara masyarkat denagan pemerintah.sebagi contoh kerusuhan menyikapi rencana pemerintah pusat untuk pemekaran provinsi papua tengah dan ibukota di timika.konflik ini terjadi pada tahun 2004 yang menyebabkan warga sipil tewas terkena panah.
konflik tang sering terjadi di timika juga antara masyrakat dan masyarakat.contohnya konflik saring menyerang antara suku dani dan suku damai.bahkan dalam catatan telah sepuluh kali terjadi di timika, s[erti konflik antara suku dani dan damai di Kwamki Lama dan juga konflik berlanjut di Banti dan Kimbeli di Tembagapura dekat PT FI mengeksploitasi emas, tembag dan mineral lainya.
Konflik selanjutnya adalah antara aparat keamanan sendiri.contoh kasus seperti aparat TNI menyerang pos polantas di Timika indah, dalam konflik ini sejumlah pihak mengalami kerugian yang cukup besar.
Timika sebagai daerah perusahaan merupakan magnet bagi para imigran yang datang dari luar papua untuk mencari kehidupan yang lebih layak dengan mencari pekerjaan di timika, lantaran adanya perusahaan asing yang bertaraf internasional yang kini mampu menampung karyawan sebanyak 19.000 orang.
belum lagi banyaknya karyawan disejumlah perusahaan swasta maupun pemerintahan di timika yang berdomisili warga pendatang. kondisi ini menggambarkan bahwa jumlah warga luar papua yang masuk ke timika lebih dari angka 200an/perhari.
Selain itu timika sebagai kota perusahaan dengan alasan pengamanan alat vital milik PT FI maka pemerintah pusat selalu mengirim pasukan dalam jumlah tertentu.oleh karena itu tak jarang terjadi konflik antara aparat keamanan dengan warga sipil maupun antra aparat keamanan sendiri.
faktor penyubur lainya adalah sektor pendidikan dan kesehatan yang tak berjalan dengan baik.ibaratnya jika masyarakat berpendidikan baik tidak akan mudah terpengaruh oleh rayuam provokator sehingga tidak akan mudah timbul konflik.begitupun dengan kesehatan jika warganya sehat dengan asupan gizi yang cukup maka tak ada alasan bagi masyarakat stempat untuk terlibat dalam konflik.persoalan yang selalu menimbulkan terjadinya konflik juga lantaran penjualan minuman keras yang tidak terkontrol,sejumlah pengusaha beroperasi walaupun tidak memiliki izin dari pihak pemerintah setempat.terdapat juga miras oplosan yang berbahaya bagi manusia.dala banyak kasus, miras juga menjadi penyebab konflik yang berkepanjangan di timika.namun hal ini yak pernah disikapi pemerintah daerah setempat.
untuk menekan makin tingginya konflik di timika, maka aparat keamanan sangat diharapkan untuk segera bertindak dan mengamankan para provokator agar jangan meletus lagi konflik antar suku dani dan suku damai, suka ataupun tidaksuka, percaya atau tidak institusi militer seringkali dituduh sebagai penyulut konflik berkepanjangan bukan hanya di timika tetapi diseluruh tanah papua.Contoh konflik-konflik diatas selalu terjadi di timika papua dan telah membuka peluang untuk timbul lagi konflik lama karena dalam proses penyelesaian tidak pernah tuntas.keadilan dalam penyelesaian kasus konflik bagai"panggang jauh dari bara"

Senin, 19 Maret 2012

RANGKUMAN KEORGANISASIAN

BAB 1. STUDI TENTANG ORGANISASI

Perilaku organisasi saat ini merupakan bidang studi yang berkembang. Jurusan studi organisasi pada umumnya ditempatkan dalam sekolah-sekolah bisnis, meskipun banyak universitas yang juga mempunyai program psikologi industri dan ekonomi industri pula.
Bidang ini sangat berpengaruh dalam dunia bisnis dengan para praktisi seperti PETER DRUCKER dan PETER SENGE yang mengubah penelitian akademik menjadi praktik bisnis. Perilaku organisasi menjadi semakin penting dalam ekonomi global ketika orang dengan berbagai latar belakang dan nilai budaya harus bekerja bersama-sama secara efektif dan efisien. Namun bidang ini juga semakin dikritik sebagai suatu bidang studi karena asumsi-asumsinya yang etnosentris dan pro-kapitalis.

Terdapat 4 aturan kinerja dalam suatu bisnis:

  1. Produktivitas yang efektif dan efisien, yakni minimal biaya dengan tepat guna atau sasaran.
  2. Absensi, yakni rasio antara jumlah jam kerja dengan jam kerja seharusnya.
  3. Kepuasan kerja
  4. Tingkat perputaran tenaga kerja (Labor turn over), yakni perbandingan antara jumlah karyawan yang masuk dan yang keluar dibagi jumlah tenaga kerja.

Tantangan Bisnis yang akan datang

  1. Masalah: Meningkatnya produktivitas tenaga kerja. Tantangan bisnis ke depan adalah bagaimana menciptakan keunggulan bersaing dan mempertahankan kesinambungan bisnis sehingga tuntutan peningkatan produktivitas kerja menjadi suatu keharusan. Upaya peningkatan produktivitas kerja diantaranya melalui perubahan perilaku.
  2. Peningkatan keahlian tenaga kerja. Keahlian dinyatakan dalam 3 bentuk: keahlian berkonsep, keahlian teknis dan keahlian teknologi.
  3. Menurunnya tingkat kesetiaan karyawan
  4. Respon atas era globalisasi (hilangnya batas waktu dan ruang), yakni globalisasi ekonomi dan globalisasi perusahaan.
  5. Budaya keanekaragaman tenaga kerja.
  6. Munculnya peniru temporer, yakni terdapat pergantian karena adanya persaingan sehingga daur hidup produk semakin singkat. Untuk itu produk yang jenuh membutuhkan inovasi-inovasi, salah satunya dengan cara menaikkan tingkat ketrampilan.
  7. Peningkatan kualitas pelayanan, produk, dan layanan purna jual.
  8. Tuntutan dalam beretika bisnis.

BAB 2. PERILAKU INDIVIDU DAN PENGARUH TERHADAP ORGANISASI

Factor-faktor yang berpengaruh terhadap komiten Perilaku Individu dan Pengaruhnya terhadap organisasi diantaranya adalah kejujuran dalam pekerjaan,perhatian,kepedulian dan kepercayaan terhadap karyawan,perbedaan karakteristik individu (usia,tingkat pendidikan ,jenis kelamin, , karakteristik yang berhubungan dengan pekerjaan, karakteristik struktural (formalitas, desentralisasi), pengalaman dalam kerja, kepercayaan dan penerimaan yang penuh atas nilai-nilai dan tujuan organisasi, keinginan bekerja keras demi kepentingan organisasi, dan keinginan untuk mempertahankan diri agar tetap menjadi anggota organisasi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek komitmen Perilaku Individu dan Pengaruhnya terhadap organisasi meliputi kemauan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi yang ditandai dengan kesetiaan pada organisasi atau perusahaan, kemampuan yang kuat berusaha semaksimal mungkin demi kemajuan dengan ikut mendukung kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan sasaran organisasi serta adanya penerimaan nilai, tujuan dan sasaran organisasi. Aspek-aspek yang akan dijadikan alat ukur adalah perasaan manunggal dengan organisasi, perasaan terlibat pada Perilaku Individu dan Pengaruhnya terhadap organisasi, dan perasaan setia dan loyal pada perusahaan.

BAB 3 PERILAKU KELOMPOK


Jenis-jenis kelompok
1.Dyad : kelompok terdiri dari 2 orang (interaksi dan ketergantungannya tingkat tinggi).
2.Kelompok Kecil : kelompok primer dimana terjadi face to face, saling tergantung, ada identitas kelompok yang sangat kuat (keluarga).
3.Organisasi : sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama dan struktur yang jelas (perusahaan, BEM, dll).
4.Massa : sifat temporer/sementara, mempunyai tujuan yang sama, tidak berstruktur(pendemo).
Menurut Robbins, jenis kelompok terdiri dari :
1.Kelompok formal : ada keputusan managerial guna mencapai tujuan organisasi, bersifat resmi. Ditandai dengan adanya organisasi status, misalnya : OSIS
2.Kelompok informal : muncul dari upaya individu (tumbuh atas dasar keputusan bersama dan persahabatan). Ada faktor kebutuhan sosial, misalnya: usaha menjahit baju lalu bagi hasil.
3.Kelompok komando : ada manajer dan bawahan, misalnya : usaha restoran yang sudah besar dan punya cabang dimana-dimana.
4.Kelompok tugas : bekerjasama menyelesaikan tugas atau pekerjaan, misalnya : kelompok belajar.
5.Kelompok kepentingan : ada tujuan khusus dalam kelompok tersebut dan semua anggota terlibat di dalamnya, misalnya : partai
6.Kelompok persahabatan : karakteristik anggota sama, misalnya : geng sekolah.
Bedanya masaa dan agrerat adalah.. Masaa itu sekumpulan orang-orang yang sama sekali belum terikat satu kesatuan, norma, motif dan tujuan sedangkan agrerat adalah kumpulan individu yang tidak berinteraksi satu sama lain, agrerat dapat berubah menjadi sebuah kelompok



Tahap-Tahap pengembangan Kelompok
1.Tahap Pembentukan (Forming)
Tahap pertama dalam perkembangan kelompok dengan cirri banyaknya ketidakpastian mengenai: Maksud,struktur,dan kepemimpinan kelompok.para anggota menguji coba untuk menentukan tipe-tipe perilaku yang dapat diterima secara baik oleh kelompok.tahap ini terakhir pada saat para anggota mulai berfikir,bahwa mereka merupakan bagian dari suatu kelompok.
2.Tahap Keributan (Stroming)
Ditandai oleh adanya konflik didalam kelompok.para anggota menerima secara baik eksistensi kelompok,tetapi melawankendala-kendala yang dikenakan oleh kelompok terhadap individualitas.lebih lanjut ada konflik mengenai siapa yang akan mengendalikan kelompok.tahap ini terakhir bila terdapat suatu hirarki yang relative lebih jelas dari kepemimpinan kelompok.
3.Tahap Penormaan (Norming)
Ditandai oleh berkembangnya hubungan yang karib,dan kelompok memperagakan kekohesifannya (kesalingtertarikannya / cohesiveness).ada rasa yang kuat akan identitas kelompok dan persahabatan.tahap ini selesai bilastruktur kelompok telah kokoh dan kelompok telah menyerap perangkat pengharapan dari apa yang didefinisikan oleh perilaku anggota yang benar.
4.Tahap Pelaksanaan / Pengerjaan (Perfoming)
Ditandai oleh struktur yang telah sepenuhnya berfungsidan diterima dengan baik.energi kelompok telah bergeser dari mencoba mengerti dan memahami satu sama lain kepelaksanaan tugas di masa mendatang.
5.Tahap Penundaan (Adjourning)
Pada tahap ini kelompok mempersiapkan pembubaran.kinerja tugas yang tinggi tidak lagi merupakan prioritas puncak kelompok yang berada pada tahapan ke 5 ini.sebagai gantinya perhatian diarahkan kepada penyelesaian aktivitas-aktivitas.respon anggota kelompok beraneka ragam,beberapa merasa puas,bersenang-senang dalam prestasi kelompok,yang lainnya mungking murung karena akan hilangnya persahabatan yang telah diperoleh selama kehidupan kerja kelompok.

* Ciri-Ciri Kelompok Sosial
Suatu kelompok bisa disebut sebagai kelompok sosial apabila memiliki cirri-ciri sebagai berikut ini:
1.Terdapat dorongan atau motif yang sama antar individu satu dengan yang lain (dapat menyebabkan terjadinya interaksi dalam mencapai tujuan yang sama)
2.Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu satu dengan yang lain berdasarkan rasa dan kecakapan yang berbeda-beda antara individu yang terlibat di dalamnya.
3.Adanya penegasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan-peranan dan kedudukan masing-masing
4.Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan yang ada.
5.Berlangsungnya suatu kepentingan
6.Adannya pergerakan yang dinamika.

Individu sebagai makhluk sosial tidak bisa dihindarkan dengan interaksi sosial dan
bentuk-bentuk interaksi sosial yang dijalin. Dilain pihak individu juga tidak dapat lepas dari
situasi tempat ia berada dan situasi ini sangat berpengaruh terhadap kelompok yang terbentuk
akibat situasi tersebut


Sabtu, 17 Maret 2012

DEMOKRASI PANCASILA

PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Apakah demokrasi itu? Apakah negara ini sudah demokrasi? Sengaja pertanyaan ini kami munculkan karena teman-teman mungkin sudah mengerti dengan pertanyaan yang kami ajukan tersebut di atas. Karena kami punya pandangan produk dan atribut yang berkaitan dengan demokrasi itu merupakan produk luar negeri. Sedangkan negara kita sendiri tidak memiliki kejelasan yang tepat tentang demokrasi itu sendiri. Lalu kalau kita melihat bentuk demokrasi dalam struktur pemerintahan kita dari level negara, provinsi, kabupaten, hingga kecamatan hampir dapat dipastikan di level ini hanya proses pembuatan kebijakan sementara kalau kita mencari demokrasi yang berupa ciri khas yang dapat mewakili bahwa negara kita mempunyai diri demokrasi tersendiri itu dapat dilihat di level desa. Bagaimana seperti ditulis almarhum Moh. Hatta bahwa,”Di desa-desa sistem yang demokrasi masih kuat dan hidup sehat sebagai bagian adat istiadat yang hakiki.” Dasarnya adalah pemilikan tanah yang komunal yaitu setiap orang yang merasa bahwa ia harus bertindak berdasarkan persetujuan bersama. Struktur demokrasi yang hidup dalam diri bangsa Indonesia harus berdasarkan demokrasi asli yang berlaku di desa. Gambaran dari tulisan almarhum ini tidak lain dari pola-pola demokrasi tradisional yang dilambangkan oleh musyawarah dalam pencapaian keputusan dan gotong royong dalam pelaksanaan keputusannya tersebut. (Prijono Tjiptoherijanto dan Yomiko M. Prijono, 1983 hal 17-19). Dari gambaran di atas, kami rasa hal ini pula yang menginspirasi demokrasi pancasila yang selalu menjadi Kiblat negara kita dalam menapaki kehidupan berbangsa dan bernegara masih perlu ditelaah atau dikaji secara lebih dalam lagi. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila yang tidak mungkin terlepas dari rasa kekeluargaan. Akan tetapi yang menjadi pandangan kita sekarang. Mengapa negara ini seperti mengalami sebuah kesulitan besar dalam melahirkan demokrasi. Banyak para ahli berpendapat bahwa demokrasi pancasila itu merupakan salah satu demokrasi yang mampu menjawab tantangan jaman karena semua kehidupan berkaitan erat dengan nilai luhur Pancasila. Dalam hal ini kita ambil saja salah satu ahli Nasional Prof. Dardji Darmodihardjo, S.H. beliau mempunyai Pandangan bahwa demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber kepada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang terwujudnya seperti dalam ketentuan-ketentuan pembukaan UUD 1945. lain hal lagi dengan Prof. dr. Drs. Notonegoro,S.H. mengatakan demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berke-Tuhan-nan Yang Maha Esa, yang Berkepribadian Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yang mempersatukan Indonesia dan yang berkedaulatan seluruh rakyat.



B.PERMASALAHAN
Adapun masalah yang ditinjau dan dianalisis adalah antar lain:
*Masalah Demokrasi
*Masalah Demokratisasi
*Masalah Demokrasi Pancasila
*Masalah Aspek demokrasi
C. TUJUAN
Agar kita dapat membedakan antara paham demokrasi satu dengan demokrasi yang kita pakai di Indonesia. Sehingga kita dapat mengerti apa sisi yang unggul di dalam demokrasi Pancasila.



BAB II
TINJAUAN TEORI
Dalam tataran normatif, prinsip-prinsip demokrasi universal dapat kita pelajari dari berbagai tulisan. Namun, dalam tahap penerapannya kadang terjadi perbedaan atau bahkan dipraktekkan secara salah. Dalam hal ini beberapa faktor seperti faktor mental dan sosio-kultural sangat berpengaruh. Demokrasi selalu mencoba melakukan pengaturan mengenai “Distribusi apa saja” yang diperebutkan dan mengatur cara-cara pendistribusiannya.
Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang baru saja membangun demokrasi setelah keluar dari otoritarianisme orde baru pada tahun 1998. meski demikian hingga kini banyak kalangan berpendapat bahwa Indonesia masih dalam tahap “Demokratisasi”. Artinya demokrasi yang kini coba kita bangun belum benar-benar berdiri dengan mantap. Masih banyak hal yang perlu dibangun, bukan hanya berkaitan dengan sistem politik, tetapi juga budaya, hukum, dan perangkat-perangkat lain yang penting bagi tumbuhnya demokrasi dan masyarakat madani.
Sebagai sebuah gagasan, demokrasi sebenarnya sudah banyak dibahas atau bahkan dicoba diterapkan di Indonesia. Pada awal kemerdekaan Indonesia berbagai hal dengan negara-masyarakat telah diatur dalam UUD 1945. Para pendiri bangsa berharap agar terwujudnya pemerintahan yang segenap tumpah darah Indonesia, mewujudkan kesejahteraan umum dan ikut serta dalam perdamaian dunia. Semua itu merupakan gagasan-gagasan dasar yang melandasi kehidupan negara yang demokratis.
BAB III
A.Pengertian Demokrasi Pancasila
Prof. Dardji Darmodihardjo,S.H.
Demokrasi pancasila adalah Paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan seperti dalam pembukaan UUD 1945.
Prof. dr. Drs. Notonagoro,S.H.
Demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Ensiklopedi Indonesia
Demokrasi Indonesia berdasarkan Pancasila yang meliputi bidang-bidang politik sosial ekonomi, serta yang dalam penyelesaian masalah-masalah nasional berusaha sejauh mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai mufakat.
B.Aspek Demokrasi Pancasila
Berdasarkan pengertian dan Pendapat tentang demokrasi Pancasila dapat dikemukakan aspek-aspek yang terkandung di dalamnya.
* Aspek Material (Segi Isi/Subsrtansi)
Demokrasi Pancasila harus dijiwai dan diintegrasikan oleh sila-sila lainnya. Karena itulah, pengertian demokrasi pancasila tidak hanya merupakan demokrasi politik tetapi juga demokrasi ekonomi dan sosial (Lihat amandemen UUD 1945 dan penyelesaiannya dalam pasal 27,28.29,30,31, 32, 33. dan 34).
* Aspek Formal
Mempersoalkan proses dan cara rakyat menunjuk wakil-wakilnya dalam badan-badan perwakilan rakyat dan pemerintahan dan bagaimana mengatur permusyawaratan wakil-wakil rakyat secara bebas, terbuka, dan jujur untuk mencapai kesepakatan bersama.
* Aspek Normatif
Mengungkapkan seperangkat norma atau kaidah yang membimbing dan menjadi kriteria pencapaian tujuan.
* Aspek Optatif
Mengetengahkan tujuan dan keinginan yang hendak dicapai.
* Aspek Organisasi
Mempersoalkan organisasi sebagai wadah pelaksaan demokrasi pancasila di mana wadah tersebut harus cocok dengan tujuan yang hendak dicapai.
* Aspek Kejiwaan
Menjadi semangat para penyelenggara negara dan semangant para pemimpin pemerintah.
C. Prisip-Prinsip Demokrasi Pancasila
Adapun Prinsip-prinsip Pancasila:
  • Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia
  • Keseimbangan antara hak dan kewajiban
  • Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, dan orang lain.
  • Mewujudkan rasa keadilan sosial :
  1. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
  2. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan
  3. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.
D.Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dalam Waktu 50 Tahun
Periode 1945-1949 dengan Undang-Undang 1945 seharusnya berlaku demokrasi Pancasila, namun dalam penerapan berlaku demokrasi Liberal.
Periode 1949-1950 dengan konstitusi RIS berlaku demokrasi liberal
Periode 1950- 1959 UUDS 1950 berlaku demokrasi Liberal dengan multi-Partai
Periode 1959-1965 dengan UUD 1945 seharusnya berlaku demokrasi Pancasila namun yang diterapkan demokrasi terpimpin ( cenderung otoriter)
Periode 1966-1998 dengan UUD 1945 berlaku demokrasi Pancasila (cenderung otoriter)
Periode 1998- sekarang UUD 1945, berlaku Demokrasi Pancasila ( cenderung ada perubahan menuju demokratisasi)


BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Kesimpulan
Dengan demikian telah kita lihat bahwa demokrasi di Indonesia telah berjalan dari waktu ke waktu. Namun kita harus mengetahui bahwa pengertian Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila. Adapun aspek dari Demokrasi Pancasila antara lain di bidang aspek Aspek Material (Segi Isi/Subsrtansi), Aspek Formal, Aspek Normatif, Aspek Optatif, Aspek Organisasi, Aspek Kejiwaan. Namun hal tersebut juga harus didasari dengan prinsip pancasila dan dengan tujuan nilai yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kita dapat merasakan demokrasi dalam istilah yang sebenarnya.


Daftar Pustaka
-Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Untuk Kelas 2 SMK.

Senin, 12 Maret 2012

TUGAS KEWARGANEGARAAN

Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan bagi mahasiswa ?

Menurut saya penting karena , , ,
Pentingnya Kewarganegaan bagi mahasiswa adalah kita dapat membentuk warga negara yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan diri kita dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.

Dan kita telah sepakat Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional Indonesia. Nilai-nilai lihur Pancasila merupakan kesepakatan bersama dan menjadi titik temu antar kelompok dan golongan masyarakat Indonesia sebagai Indonesia Negara. Nilai-nilai yang terkandung dapat diterima dan dijadikan acuan bersama dalam kehidupn berbangsa dan bernegara.

Pendidikan Kewarganegaraan juga penting supaya masyarakat tau apa fungsinya sebagai warga negara dan juga supaya kita sadar sebagai warga negara Indonsia mengerti tentang norma-norma yang berlaku dikehidupan sosial.


SARAN dan KESIMPULAN


  • SARAN

Saran saya adalah kita sebagai warga negara Indonesia kita harus perlu memelihara dan mempertahankan keutuhan Pendidikan Kewarganegaraan didalam diri kita sendiri.


  • KESIMPULAN

Jadi, seberapa pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan bagi mahasiswa dan masyarakat lainnya adalah sangat penting karna dengan adanya Pendidikman Kewarganegaraan kita bisa berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945 dan norma-norma yang ada di Indonesia.


Daftar Pusaka


BSNF.2006.Standar isi 2006 “Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan” untuk SMP Jakarta: Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan.