Berikut ini akan dijelaskan yang menyangkut tentang konflik diantaranya:
a. Dampak Konflik
b. Sumber Konflik
c. Konsekuensi Konflik
d. Pengelompokan Konflik
I. Dampak Konflik
Konflik dapat berdampak positif dan juga negatif yang rincianya adalah sebagai berikut:
Dampak Positif Konflik, bila upaya penaganan dan pengelolaan konflik karyawan dilakukan secara efisien dan efektif maka dampak positif akan muncul melalui perolaku yang dinampakan oleh kartawan sebagai sumber daya manusia potensial dengan berbagai akibat seperti:
1. Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dalam menggunakan waktu bekerja, seperti hampir tidak pernah ada karyawan yang absen tanpa alasan yang jelas, masuk dan pulang kerja tepat pada waktunya, pada waktu jam kerja setiap karyawan menggunakan waktu secara efektif, hasil kerja meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya.
2.Meningkatkan hubungan kerjasama yang produktif. hali ini terlihat dari cara pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai denagn analisis pekerjaan masing-masing.
3.Meningkatnya motivasi kerja untuk melakukan kompetisi secara sehat antar pribadi maupun antara kelompok dalam organisasi, seperti terlihat dalam upaya penungkatan prestasi kerja, tanggung jawab, dedikasi, loyalitas, kejujuran, inisiatif, dan kreativitas.
4.Semakin berkurangnya tekanan-tekanan, intrik-intrik yang dapat membuat stress bahkan produktivitas kerja semaikn meningkat.Hal ini karena karyawan memperoleh perasaan-perasaan aman, kepercayaan diri, penghargaan dalam keberhasilan kerjanya atau bahkan bisa mengembangkan karier dan potensi dirinya secara optimal.
5.Banyaknya karyawan yang mengembangkan kariernya sesuai dengan potensi melalui pelayanan pendidikan, pelatihan, dan konseling.semua ini bisa menjadikan tujuan organisasi tercapai dan produktivitas kerja menungkat akhirnya kesejahteraan karyawan terjamin.
Dampak Negatif Konflik, dampak ini sesungguhnya disebabkan oleh kurang efektif dalam pengelolaanya yaitu ada kecendrungan untuk membiarkan konflik tumbuh subur dan menghindari terjadinya konflik.akibatnya muncul keadaan-keadaan sebagai berikut ini:
1. Meningkatkan jumlah absensi karyawan dan seringnya karyawan mangkir pada waktu jam-jam kerja berlangsung seperti misalnya ngobrol berjam-jam sambil mendengarkan radio, berjalan mondar-mandir menibukan diri, tidur selama pimpinan tidak ada ditempat, pulang lebih awal atau datang terlambat dengan berbagai alasan yang tidak jelas.
2. Banyak karyawan yang mengeluh karena sikap atau perilaku teman kerjanya yang dirasakan kurang adil dalam membagi tugas dan tanggung jawab.
3. Banyak kartawan yang sakt-sakitan, sulit untuk konsentrasi dalam pekerjaanya, muncul perasaan-perasaan kurang aman, merasa tidak dihargai hasil pekerjaanya, timbul stres yang berkepanjangan yang bisa berakibat sakit tekanan darah tinggi, maag ataupun yang lainya.
4. Seringnya karyawan melakukan mekanisme pertahanan diri bila memperoleh teguran dari atasan, misalnya mengadakan sabotase terhadap jalanya produksi degan cara merusak mesin atau peralatan kerja dan membuat intrik-intrik yang merugikan orang lain.
3. Banyak kartawan yang sakt-sakitan, sulit untuk konsentrasi dalam pekerjaanya, muncul perasaan-perasaan kurang aman, merasa tidak dihargai hasil pekerjaanya, timbul stres yang berkepanjangan yang bisa berakibat sakit tekanan darah tinggi, maag ataupun yang lainya.
4. Seringnya karyawan melakukan mekanisme pertahanan diri bila memperoleh teguran dari atasan, misalnya mengadakan sabotase terhadap jalanya produksi degan cara merusak mesin atau peralatan kerja dan membuat intrik-intrik yang merugikan orang lain.
II. Sumber Konflik
Konflik biasanya muncul berasal dari satu atau beberapa sumber dibawah ini.
1. Konflik menyangkut informasi
Pada banyak kejadian, pihak-pihak yang berkonflik tidak memiliki informasi yang cukup, atau bahkan tidakm memiliki informasi yang sama tentang suatu situasi.mengumpulkan dan mengklarifikasikan fakta-fakta yang diperlukan dapat menolong meredakan ketegangan yang terjadi.dalam situasi berbeda, pihak-pihak yang bertikai menafsirkan informasi dengan cara yang berlainan atau memberikan bobot kepentingan yang berbeda terhadap informasi yang sama.diskusi yang terbuka dan masukan dari pihak yang dapat dipercaya akan membantu dalam menilai relevansi dari informasi yang tersedia.
2. Konflik menyangkut sumberdaya
Konflik menyangkut berbagai sumberdaya seperti tanah, uang atau benda lain biasanya mudah diidentifikasikan dan sering diselesaikan lewat jalan tawar-menawar/negosiasi.namun, kadang-kadang walaupun dipermukaan pihak-pihak yang berkonflik seolah saling memepertikaian sumberdaya tertentu, tetapi sesungguhnya konflik itu menyangkut suatu perkara lain, mungkin tentan relasi atau kebutuhan psikologis salah satu atau kedua belah pihak.
3. Konflik tentang relasi
Dalam hubungan keluarga, kemitraan bisnis atau organisasi kemasyarakatan, oarng sering berselisih pendapat tentang berbagai perkara, tetapi kadang-kadang saling ketergantunngan yang tercipta oleh relasi mereka iti melahirkan dimensi destruktif pada aneka perbedaan yang terjadi yang semestinya mudah diselesaiakan.Berbagai kejadian dimasa lampau atau kesan dan prasangka yang sudah terbentuk selama bertahun-tahun dapat membuat orang menjadi sangat kaku atau tidak mau mencoba menempuh solusi yang sangat jelas yang berkaitan dengan tujuan, peranan. tanggung jawab, dan perbedaan pandangan yang ada.
4. Konflik menyangkut kepentingan atau kebutuhan
Aneka kebutuhan manusiawi yang penting dan kuat sperti kebutuhan akan jati diri, harga diri, atau partisipasi seringkali menjadi inti konflik yang dipermukaan terkesan seperti persainagn menyangkut benda-benda mater belaka.kesempatan yang konstruktif bagi kelompok masyarakat untuk mengungkapkan aneka kebutuhan mereka dan merasakan bahwa dri mereka telah didengarkan seringkali amat menentukan dalam mengatasi jenis-jenis kebutuhan ini.pemecahan jangka panjang terhadap suatu konflik yang berkisar pada sumber daya seringkali ditentukan baik oleh pengusaha aneka kepentingan atau kebutuhan orang-orang yang terlibat maupun oleh pembagian berbagai sumberdaya tersebut secara adil.
5. Konflik menyangkut struktur
Struktur kemasyarakatan dan organisasi menetukan siapa yang memiliki akses pada kekuasaan atau sumberdaya, siapa yang wajib memberi hormat kepada siapa, dan siapa yang memiliki wewenang untuk membuat berbagai keputusan.konflik menyangkut atau didalam struktur seringkali melibatkan persoalan tentang keadilan dan tujuan-tujuan yang saling tidak sejalan.konflik-konflik semacam itu seringkali menuntut usaha bertahun-tahun untuk menghasilkan perubahan yang konstruktif.
6. Konflik menyangkut nilai-nilai hidup
Berbagai nilai hidup dan keyakinan dibentuk oleh pengalaman hidup dan iman kepercayaan.karena ancaman terhadap nilai hidup seseorang seringkali dipandang sebagai ancaman terhadap jatidirinya, maka konflik-konflik menyangkut nilai-nilai hidup biasanya paling sulit dipecahkan.kebanyakan orang bereaksi secara defensif terhadap ancaman semacam ini dan menolak untuk bernegosiasi, mengira bahwa pemecahan konflik tersebut menuntut mereka untuk mengubah nilai-nilai hidup.
III.Konsekuensi Konflik
Konsekuensi biasanya adalah hasil-hasil dari sebuah konflik itu sendiri,antara lain:
a. Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
b. Keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.
c. Perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dll.
d. Kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
e. Dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
Para pakar teori telah mengklaim bahwa pihak-pihak yang berkonflik dapat menghasilkan respon terhadap konflik menutut sebuah skema dua dimensi, yaitu pengertian terhadap hasil tujuan kita dan pengertian terhadap hasil tujuan pihak lainya.skema ini menghasilkan hipotesa sebagai berikut:
1. Pengertian yang tinggi untuk hasil kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk mencari jalan keluar yang terbaik.
2. Pengertian yang tinggi untuk hasil kita sendiri hanya akan menghasilkan percobaan untuk memenangkan konflik
3. Pengertian yang tinggi untuk hasil pihak lain hanya akan mengahasilkan percobaan yang memeberikan kemenangan konflik bagi pihak tersebut.
4. Tiada pengertian untuk keduabelah pihak akan menghasilkan percobaan untuk menghindari konflik.
IV.Pengelompokan Konflik
Konflik yang terjadi pada manusia berbagai macam ragamnya, bentuknya dan jenisnya.
jenis konflik dipandang dari jenis materinya adalah:
1. Konflik tujuan, terjadi jika ada dua tujuan atau yang kompetitif bahkan yang kontradiktif.
2. Konflik peranan, terjadi karena manusia memiliki lebih dari satu peranan dan tiap peranan tidak memiliki kepentingan yang sama.
3. Konflik nilai, dapat muncul karena pada dasarnya nilai yang dimiliki setiap individu dalam organisasi tidak sama, sehingga konflik dapat terjadi antar individu, ondividu dengan kelompok, kelompok dengan organisasi.
4. Konflik kebijakan, dapat terjadi karena ada ketidaksetujuan individu atau kelompok terhadap pervedaan kebijakan yang dikemukakan oleh satu pihak dan kebijakan lainya.
Konflik berdasarkan tingkatanya adalah:
1. Konflik intrapersonal
2. Konflik interpersonal
3. Konflik intergroup.
4. Konflik intraorganisasi.
5. Konflik intragroup.
6. Konflik interorganisasi.
Konflik Menurut Dahrendorf adalah:
1. Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi) , misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi.
2. Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, amtar gank).
3. Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan masa).
4. Konflik antar satuan nasional (perang saudara).
Contoh sebuah konflik:
"Konflik antara masyarakat yang kerap trjadi dikabupaten Mimika, seringkali disebut sebagai perang suku".
Selama ini intensitas konflik di Timika makin tinggi.setiap kali terjadi konflik maka aparat keamanan langsung terjun mengamankanya.Timika sering diplesetkan tiap minggu kacau.bukan timika jika tidak ada kekecauan dan konflik, bentrok ataupun kerusuhan masih segar dalam ingatan kita bahwa di Timika selalu terjadi konflik antar suku.Konflik antar PT.freeport indonesia ( PT FI) dengan warga setempat juga turut mewarnai didaerah tersebut.sebagai contoh kerusuhan yang terjadi tahun 1996 kerusuhan yang telah menelan korban jiwa pada masyrakat sipil dan korban materil yang tidak terhitung jumlahnya. saat itu, pihak perusahaan menggunakan jasa keamanan untuk menembaki, memperkosa, meneror dan mengancam warga papua.
Konflik di Timika papua akhirnya menghasilakan pemberian dana 1 persen dari pendapatan bersih PT FI pertahun untuk masyarakat amungme dan kamoro.walaupun dana 1 persen itu lebih banyak digunakan untuk kepentingan PT FI itu sendiri.
Konflik berikutnya adalah antara masyarkat denagan pemerintah.sebagi contoh kerusuhan menyikapi rencana pemerintah pusat untuk pemekaran provinsi papua tengah dan ibukota di timika.konflik ini terjadi pada tahun 2004 yang menyebabkan warga sipil tewas terkena panah.
konflik tang sering terjadi di timika juga antara masyrakat dan masyarakat.contohnya konflik saring menyerang antara suku dani dan suku damai.bahkan dalam catatan telah sepuluh kali terjadi di timika, s[erti konflik antara suku dani dan damai di Kwamki Lama dan juga konflik berlanjut di Banti dan Kimbeli di Tembagapura dekat PT FI mengeksploitasi emas, tembag dan mineral lainya.
Konflik selanjutnya adalah antara aparat keamanan sendiri.contoh kasus seperti aparat TNI menyerang pos polantas di Timika indah, dalam konflik ini sejumlah pihak mengalami kerugian yang cukup besar.
Timika sebagai daerah perusahaan merupakan magnet bagi para imigran yang datang dari luar papua untuk mencari kehidupan yang lebih layak dengan mencari pekerjaan di timika, lantaran adanya perusahaan asing yang bertaraf internasional yang kini mampu menampung karyawan sebanyak 19.000 orang.
belum lagi banyaknya karyawan disejumlah perusahaan swasta maupun pemerintahan di timika yang berdomisili warga pendatang. kondisi ini menggambarkan bahwa jumlah warga luar papua yang masuk ke timika lebih dari angka 200an/perhari.
Selain itu timika sebagai kota perusahaan dengan alasan pengamanan alat vital milik PT FI maka pemerintah pusat selalu mengirim pasukan dalam jumlah tertentu.oleh karena itu tak jarang terjadi konflik antara aparat keamanan dengan warga sipil maupun antra aparat keamanan sendiri.
faktor penyubur lainya adalah sektor pendidikan dan kesehatan yang tak berjalan dengan baik.ibaratnya jika masyarakat berpendidikan baik tidak akan mudah terpengaruh oleh rayuam provokator sehingga tidak akan mudah timbul konflik.begitupun dengan kesehatan jika warganya sehat dengan asupan gizi yang cukup maka tak ada alasan bagi masyarakat stempat untuk terlibat dalam konflik.persoalan yang selalu menimbulkan terjadinya konflik juga lantaran penjualan minuman keras yang tidak terkontrol,sejumlah pengusaha beroperasi walaupun tidak memiliki izin dari pihak pemerintah setempat.terdapat juga miras oplosan yang berbahaya bagi manusia.dala banyak kasus, miras juga menjadi penyebab konflik yang berkepanjangan di timika.namun hal ini yak pernah disikapi pemerintah daerah setempat.
untuk menekan makin tingginya konflik di timika, maka aparat keamanan sangat diharapkan untuk segera bertindak dan mengamankan para provokator agar jangan meletus lagi konflik antar suku dani dan suku damai, suka ataupun tidaksuka, percaya atau tidak institusi militer seringkali dituduh sebagai penyulut konflik berkepanjangan bukan hanya di timika tetapi diseluruh tanah papua.Contoh konflik-konflik diatas selalu terjadi di timika papua dan telah membuka peluang untuk timbul lagi konflik lama karena dalam proses penyelesaian tidak pernah tuntas.keadilan dalam penyelesaian kasus konflik bagai"panggang jauh dari bara"
III.Konsekuensi Konflik
Konsekuensi biasanya adalah hasil-hasil dari sebuah konflik itu sendiri,antara lain:
a. Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
b. Keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.
c. Perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dll.
d. Kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
e. Dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
Para pakar teori telah mengklaim bahwa pihak-pihak yang berkonflik dapat menghasilkan respon terhadap konflik menutut sebuah skema dua dimensi, yaitu pengertian terhadap hasil tujuan kita dan pengertian terhadap hasil tujuan pihak lainya.skema ini menghasilkan hipotesa sebagai berikut:
1. Pengertian yang tinggi untuk hasil kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk mencari jalan keluar yang terbaik.
2. Pengertian yang tinggi untuk hasil kita sendiri hanya akan menghasilkan percobaan untuk memenangkan konflik
3. Pengertian yang tinggi untuk hasil pihak lain hanya akan mengahasilkan percobaan yang memeberikan kemenangan konflik bagi pihak tersebut.
4. Tiada pengertian untuk keduabelah pihak akan menghasilkan percobaan untuk menghindari konflik.
IV.Pengelompokan Konflik
Konflik yang terjadi pada manusia berbagai macam ragamnya, bentuknya dan jenisnya.
jenis konflik dipandang dari jenis materinya adalah:
1. Konflik tujuan, terjadi jika ada dua tujuan atau yang kompetitif bahkan yang kontradiktif.
2. Konflik peranan, terjadi karena manusia memiliki lebih dari satu peranan dan tiap peranan tidak memiliki kepentingan yang sama.
3. Konflik nilai, dapat muncul karena pada dasarnya nilai yang dimiliki setiap individu dalam organisasi tidak sama, sehingga konflik dapat terjadi antar individu, ondividu dengan kelompok, kelompok dengan organisasi.
4. Konflik kebijakan, dapat terjadi karena ada ketidaksetujuan individu atau kelompok terhadap pervedaan kebijakan yang dikemukakan oleh satu pihak dan kebijakan lainya.
Konflik berdasarkan tingkatanya adalah:
1. Konflik intrapersonal
2. Konflik interpersonal
3. Konflik intergroup.
4. Konflik intraorganisasi.
5. Konflik intragroup.
6. Konflik interorganisasi.
Konflik Menurut Dahrendorf adalah:
1. Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi) , misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi.
2. Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, amtar gank).
3. Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan masa).
4. Konflik antar satuan nasional (perang saudara).
Contoh sebuah konflik:
"Konflik antara masyarakat yang kerap trjadi dikabupaten Mimika, seringkali disebut sebagai perang suku".
Selama ini intensitas konflik di Timika makin tinggi.setiap kali terjadi konflik maka aparat keamanan langsung terjun mengamankanya.Timika sering diplesetkan tiap minggu kacau.bukan timika jika tidak ada kekecauan dan konflik, bentrok ataupun kerusuhan masih segar dalam ingatan kita bahwa di Timika selalu terjadi konflik antar suku.Konflik antar PT.freeport indonesia ( PT FI) dengan warga setempat juga turut mewarnai didaerah tersebut.sebagai contoh kerusuhan yang terjadi tahun 1996 kerusuhan yang telah menelan korban jiwa pada masyrakat sipil dan korban materil yang tidak terhitung jumlahnya. saat itu, pihak perusahaan menggunakan jasa keamanan untuk menembaki, memperkosa, meneror dan mengancam warga papua.
Konflik di Timika papua akhirnya menghasilakan pemberian dana 1 persen dari pendapatan bersih PT FI pertahun untuk masyarakat amungme dan kamoro.walaupun dana 1 persen itu lebih banyak digunakan untuk kepentingan PT FI itu sendiri.
Konflik berikutnya adalah antara masyarkat denagan pemerintah.sebagi contoh kerusuhan menyikapi rencana pemerintah pusat untuk pemekaran provinsi papua tengah dan ibukota di timika.konflik ini terjadi pada tahun 2004 yang menyebabkan warga sipil tewas terkena panah.
konflik tang sering terjadi di timika juga antara masyrakat dan masyarakat.contohnya konflik saring menyerang antara suku dani dan suku damai.bahkan dalam catatan telah sepuluh kali terjadi di timika, s[erti konflik antara suku dani dan damai di Kwamki Lama dan juga konflik berlanjut di Banti dan Kimbeli di Tembagapura dekat PT FI mengeksploitasi emas, tembag dan mineral lainya.
Konflik selanjutnya adalah antara aparat keamanan sendiri.contoh kasus seperti aparat TNI menyerang pos polantas di Timika indah, dalam konflik ini sejumlah pihak mengalami kerugian yang cukup besar.
Timika sebagai daerah perusahaan merupakan magnet bagi para imigran yang datang dari luar papua untuk mencari kehidupan yang lebih layak dengan mencari pekerjaan di timika, lantaran adanya perusahaan asing yang bertaraf internasional yang kini mampu menampung karyawan sebanyak 19.000 orang.
belum lagi banyaknya karyawan disejumlah perusahaan swasta maupun pemerintahan di timika yang berdomisili warga pendatang. kondisi ini menggambarkan bahwa jumlah warga luar papua yang masuk ke timika lebih dari angka 200an/perhari.
Selain itu timika sebagai kota perusahaan dengan alasan pengamanan alat vital milik PT FI maka pemerintah pusat selalu mengirim pasukan dalam jumlah tertentu.oleh karena itu tak jarang terjadi konflik antara aparat keamanan dengan warga sipil maupun antra aparat keamanan sendiri.
faktor penyubur lainya adalah sektor pendidikan dan kesehatan yang tak berjalan dengan baik.ibaratnya jika masyarakat berpendidikan baik tidak akan mudah terpengaruh oleh rayuam provokator sehingga tidak akan mudah timbul konflik.begitupun dengan kesehatan jika warganya sehat dengan asupan gizi yang cukup maka tak ada alasan bagi masyarakat stempat untuk terlibat dalam konflik.persoalan yang selalu menimbulkan terjadinya konflik juga lantaran penjualan minuman keras yang tidak terkontrol,sejumlah pengusaha beroperasi walaupun tidak memiliki izin dari pihak pemerintah setempat.terdapat juga miras oplosan yang berbahaya bagi manusia.dala banyak kasus, miras juga menjadi penyebab konflik yang berkepanjangan di timika.namun hal ini yak pernah disikapi pemerintah daerah setempat.
untuk menekan makin tingginya konflik di timika, maka aparat keamanan sangat diharapkan untuk segera bertindak dan mengamankan para provokator agar jangan meletus lagi konflik antar suku dani dan suku damai, suka ataupun tidaksuka, percaya atau tidak institusi militer seringkali dituduh sebagai penyulut konflik berkepanjangan bukan hanya di timika tetapi diseluruh tanah papua.Contoh konflik-konflik diatas selalu terjadi di timika papua dan telah membuka peluang untuk timbul lagi konflik lama karena dalam proses penyelesaian tidak pernah tuntas.keadilan dalam penyelesaian kasus konflik bagai"panggang jauh dari bara"